Problematika Pelaksanaan Kebijakan Otonomi Khusus kepada Daerah Papua dan Papua Barat dengan Perspektif Kebijakan Publik
DOI:
https://doi.org/10.30656/sawala.v9i2.3496Keywords:
otonomi khusus, kebijakan pemerintah, Desentralisasi AsimetrisAbstract
The concept of special autonomy basically has two objectives: reducing the conflict of separatism and improving welfare from disparities with other regions. The prolonged conflict in Papua has brought several multidimensional adversities which tend to be neglected. The people in Papua experience the most loss. This article aims to analyze the problems with the particular autonomy policy in Papua and West Papua Provinces. The research uses a qualitative approach. Sources of data used come from analysis sourced from various kinds of literature such as books and journals. The description found in this research shows that the implementation of special autonomy has not been effectively and efficiently implemented. Indicators of the success of public services and conflict resolution are still far from concept. To conclude that granting special autonomy cannot necessarily be implemented pragmatically, the government needs to take humanist approaches that prioritize humanity.
Downloads
References
Alivia, D. (2019). Politik Hukum Pengaturan Pemerintahan Daerah yang Bersifat Khusus atau Bersifat Istimewa di Indonesia. Rechtsidee, 14(2), 150–166.
Ayunda, R. (2021). Dampak Riil Implementasi Status Otonomi Khusus di Provinsi Papua, Indonesia: Kajian Hukum Perspektif Good Governance. Jurnal Komunikasi Hukum, 7(1), 387–402.
Aziz, L. L. N., Zuhro, S. R., Cahyono, H., Suryani, D., & Maulana, Y. (2020). Model Desentralisasi Asimetris dalam NKRI (L. L. N. Aziz & S. R. Zuhro (eds.); 1st ed.). Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Fanggidae, I. G., & Fajri, H. (2016). Menelisik Kinerja Governance di Daerah Otonomi Khusus Papua Barat. Natapraja: Jurnal Kajian Ilmu Administrasi Negara, 4(1), 91–106.
Huda, N. (2014). Desentralisasi Asimetris Dalam NKRI (1st ed.). Nusamedia.
Imam, R., & Hafis, A. (2019). Desentralisasi Asimetris: Kemiskinan Di Tengah Kelimpahan Otonomi Khusus Papua. Jurnal Penelitian Administrasi Publik, 5(2), 1180–1192.
Jamal, O., & Mara, S. (2018). Politik Kewargaan Multikulturalisme : (Studi Kasus Tentang Peran Majelis Rakyat Papua dalam Memperjuangkan Kepentingan Masyarakat Adat Papua Era Otonomi Khusus ). Jurnal Politik & Pemerintahan, 2(2), 156–164.
Kharisma, V. D., Samputra, P. L., & Muntaha, P. Z. (2020). Analisis Dampak Kebijakan Alokasi Dana Otonomi Khusus Bidang Pendidikan dan Kesehatan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Papua. Jurnal Public Uho, 3(1), 1–20. https://doi.org/10.35817/jpu. v3i1.11392
Marit, E. L., & Warami, H. (2018). Wacana “Papua Tanah Damai†dalam Bingkai Otonomi Khusus Papua. Jurnal Ilmu Sosial, 16(1), 41–46.
Mustikawati, R., & Maulana, A. (2020). Provinsi Papua Sebelum dan Setelah 18 Tahun Pemberian Dana Otonomi Khusus. Jurnal Public Policy,2(6),82-98.https://doi.org/https://doi.org/10.35308/jpp.v6i2.2401
Nyimas Latifah Letty Aziz, T. (2018). Pola Pengawasan Pengelolaan Dana Otonomi Khusus dan Istimewa: Perspektif Politik. Jurnal Penelitian Politik, 15(726), 81–96.
Pratomo, R. R. (2021). Sosialisasi Tentang Dampak Otonomi Khusus dan Potensi Pemekaran Wilayah Papua Kepada Masyarakat Umum. Jurnal Pengabdian Masyarakat (JMP), 1(1), 28–35.
Rochendi S, & Saleh, K. A. (2017). Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah Dalam Otonomi Khusus di Provinsi Papua Barat. Jurnla Kajian Politik Dan Masalah Pembangunan, 13(1), 1903–1919.
Sakti, A., & Rakia, R. (2019). Kewenangan Khusus Majelis Rakyat Papua Terhadap Pembentukan Perdasus. Jurnal Justisi, 7(1), 14–25.
Suryani, D., Zuhro, S. R., Cahyono, H., Aziz, L. L. N., Aulia, D., & Maulana, Y. (2020). Aktor di Balik Tuntutan Otonomi Khusus Studi Kasus Bali dan Maluku Utara (D. Suryani & S. R. Zuhro (eds.); 1st ed.). Yayasan Pustaka Obor Indonesia.