Ekstraksi Minyak Atsiri Tanaman Cengkeh Menggunakan Pelarut N-Heksana dan Metanol dengan Analisis Kromatografi Gas
Abstrak
Indonesia mempunyai potensi sebagai penghasil minyak atsiri yang berlimpah. Produk minyak atsiri baru pada tahap menghasilkan minyak kasar (crude oil). Jika minyak kasar tersebut diolah lebih lanjut menjadi berbagai komponen minyak esensial murni, maka akan dihasilkan produk-produk minyak esensial yang lebih ekonomis. Salah satunya adalah minyak cengkeh. Minyak cengkeh telah sejak lama digunakan untuk tujuan pengobatan dan telah diketahui dengan baik di negara-negara Barat sebagai bahan anestesi gigi. Minyak cengkeh (di Indonesia) adalah produk alami yang tidak mahal dan dapat diperoleh dengan mudah di Asia Tenggara. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka dilakukan penelitian tentang bunga cengkeh yaitu ekstraksi minyak atsiri tanaman cengkeh menggunakan pelarut n-heksana dan metanol dengan analisis kromatografi gas. Bunga cengkeh kering yang digunakan pada penelitian ini didapat dari daerah Cibaliung, Pandeglang, Banten. Metanol dan n-heksana teknis sebagai pelarut dibeli dari Toko Kimia Alfakimia di daerah Cilegon, Banten. Alat utama untuk ekstraksi adalah ekstraktor sokhlet. Bunga cengkeh yang telah di haluskan ditimbang, kemudian dimasukkan kedalam timbel kertas saring, dicampur dengan masing-masing pelarut dengan rasio 1:10 dan 1:15 didalam ekstraktor sokhlet. Dilakukan pengamatan sesuai dengan siklus sirkulasi pelarut yang sudah ditentukan sebelumnya (1 siklus, 2 siklus, 3 siklus, dan 4 siklus). Setelah itu sampel di keluarkan dari dalam ekstraktor soxhlet. Kemudian dilakukan penguapan secara langsung dalam ekstraktor sokhlet untuk memisahkan minyak yang telah terekstrak dari pelarutya. Minyak yang dihasilkan lalu diukur rendemen, komponen utama penyusunnya. Rendemen dihitung sebagai berat minyak per 30 gram bunga cengkeh. Komponen utama penyusunnya di analisa menggunakan Gas Chromatography tipe kolom DB Waxx. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh % rendemen minyak dengan pelarut metanol jauh lebih banyak daripada pelarut n-heksana, yaitu sebanyak 66,6672 % sedangkan n-heksana hanya 24,0318 %. Minyak atsiri cengkeh hasil ekstraksi memiliki dua komponen penyusun utama yang sama dengan minyak atsiri cengkeh komersial, komponen penyusunnya yaitu ß-Caryophyllene dan Eugenol. Minyak atsiri cengkeh dengan pelarut metanol menghasilkan kandungan ß-Caryophyllene 15,173 % dan Eugenol 84,185 % secara berturut[1]turut, yang mana kandungan tersebut hampir sama dengan minyak atsiri cengkeh komersial.
Kata Kunci : Cengkeh, minyak esensial, eugenol, ekstraksi